Makam Gendowor
Kabupaten Tegal / Adiwerna / Tembokluwung38997 kali 6°57'25.5"S 109°8'38.4"E
Nama aslinya adalah Ki Pranantaka, hidup pada jaman kekuasaan Sunan Amangkurat II. Gendowor merupakan orang kepercayaan Adipati Martalaya dan secara tidak langsung juga menjadi orang kepercayaan Sunan Amangkurat II. Beliau pernah diperintah oleh Sunan Amangkurat II untuk mencari kembang Wijayakusuma di Nusakambangan. Perintah tersebut berhasil dijalankan dengan baik dan akhirnya pada suatu saat beliau diberi gelar Raden Harya Sindureja oleh Sunan Amangkurat II.
Gendowor dan Adipati Martalaya mempunya hubungan dekat, selain sebagai orang kepercayaan, beliau juga dipercaya untuk mengurus kuda sang adipati. Pandangan beliau juga sejalan dengan Adipati Martalaya yang tidak setuju adanya kerjasama Mataram dengan kompeni Belanda. Gendowor juga dikenal mempunyai pribadi yang polos, jujur, dan berhati mulia [1]. Karena sifatnya itulah beliau pernah dipercaya oleh Sunan Amangkurat II sebagai pembuka jalan saat Sunan Amangkurat II pergi ke Jepara.
Setelah Adipati Martalaya wafat pada 17 Januari 1678, Tegal dimpinpin oleh Raden Harya Sindureja selama tiga tahun. Selama tiga tahu itu, beliau melakukan pengembangan ekonomi pertanian dengan membuka dan memperluas lahan pertanian.
Pada tahun 1680, Raden Harya Sindureja wafat, menurut Ki Sumarno Martopura dalam bukunya Tegal Sepanjang Sejarah (Ki Sumarno Martopuro, 1984/ 2003), beliau tewas ditembak Belanda di Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna dan dimakamkan di Tembokluwung.
Jalan masuk menuju makam ada si samping selatan Polsek Adiwerna lurus ke timur hingga menemui perempatan kecil lalu belok ke selatan hingga menemukan pemakaman dengan pepohonan rindang di sisi kanan jalan.
Pemakamannya cukup sederhana, tidak berteras-teras seperti "makam orang penting" lainnya. Namun yang membedakannya adalah dari cungkupnya. Terdapat dua buah bangunan bercungkup, yang satu atau yang sebelah timur terdapat makam sesepuh desa yang disegani dengan hiasan kelambu putih, sedangkan Makam Gendowor hanya cungkup sederhana, berlantaikan keramik putih dan menggunakan pagar bambu seadanya. Dalam satu cungkup terdapat dua buah makam, yang satu Makam Gendowor sendiri, dan yang satunya lagi menurut warga sekitar adalah makam istrinya.
Sebelah timur Makam Gendowor terdapat sebuah makam yang menurut warga sekitar merupakan petilasan jejak kaki Adipati Martalaya. Petilasan yang berbentuk makam tersebut cukup dikramatkan warga, karena ketika kami mendatanginya untuk mengambil foto lebih dekat, diwajibkan untuk melepas alas kaki.
[1] Ki gede Sebayu Babad Negari Tegal hal 261
MakamRadius 10 KM dari Makam Gendowor
- Museum Sekolah Slawi 1,88 KM
- Kolam Renang dan Futsal Hj. Muriyah 2,00 KM
- Waterboom Yogya 2,34 KM
- Taman Rakyat Slawi Ayu (Trasa) 2,54 KM
- Makam Syekh Atas Angin 2,97 KM
- Kalisoka 3,04 KM
- Makam Pangeran Purbaya 3,10 KM
- Pabrik Gula (PG) Pangka 3,21 KM
- Agrowisata Loco Antik 3,30 KM
- Makam Raden Mas Hanggawana 3,37 KM
- Hotel Kudus Permata Slawi 2,35 KM
- Bahari inn. Hotel, Restaurant, dan Convention Hall 9,83 KM
- Hotel Pramesthi Tegal 9,83 KM
- Hotel Kencana Tegal 9,96 KM
- Tahu Randu Alas Slawi 3,40 KM
- Kaos Galgil 4,05 KM
- Galeri Batik Apsara 4,82 KM
- Galeri Batik Sulistyo Dewi Pengabean 7,63 KM
comments powered by Disqus