Nur Anisa Amini, Kenalkan Batik Tegal Hingga Luar Negeri

  2319 kali  

Nur Asnisa. batik Tegalan ApsaraKetekunan dan keuletan akan membuahkan hasil. Apalagi jika pekerjaan itu disertai dengan rasa suka atau cinta. Keinginan yang kuat agar Batik Tegal bisa dikenal masyarakat dunia ini yang mendorong Nur Anisa Amini pemilik gerai batik Apsara di Jalan Kartini Tegal untuk mengenalkan Batik Tegal ke masyarakat umum. Tidak hanya terbatas pada masyarakat Tegal saja namun kepada beberapa komunitas di negara lain.

Dara kelahiran 1984 ini menyukai batik sejak remaja. Cukup lama berkeinginan memiliki gerai batik sendiri dan meneliti serta mendokumentasikan berbagai motif batik khas Tegal. Bukan hanya motif, namun ada cerita di setiap motif batik tersebut.

Keinginan ini mulai direalisasikan tahun 2009. Ia mulai mendata setiap motif batik yang ada di Kabupaten Tegal. Sebab tiap motif memiliki makna. Semisal motif Glodahan Jamur. Motif ini merupakan motif klasik, berbentuk jamur dengan lubangan tak beraturan. Motif ini memiliki isen-isen disetiap lubangan. Motif ini menggambarkan harapan pada kebahagiaan. Harapan terhadap perjuangan yang di cita-citakan. "Setiap motif batik punya makna. Ini merupakan kekayaan budaya Tegal yang mesti dilestarikan," kata dia
Anisa mengatakan ada sekitar 400 motif batik dengan 2.000 varian motif yang ada pada Batik Tegal. Bahkan beberapa motif sudah jarang ditemukan di pasaran atau pengrajin. Seperti motif parang-parangan dan merakan kipas. "Beberapa motif ini kita repro dari batik Tegal yang sudah berumur 25 tahun," kata dia.

Keinginan untuk melestarikan batik tegal membuat Anisa membukukan motif batik tersebut. Selain itu, dalam upaya mengenalkan batik Tegal selalu disisipkan cerita atau makna dari batik itu. "Berbicara batik tidak hanya soal kerajinan dan pemasaran. Namun juga ada upaya untuk melestarikan budaya," kata dia.

Untuk mengenalkan agar batik kian dikenal luas oleh masyarakat Indonesia atapun luar negeri ia menggandeng berbagai komunitas. salah satunya komunitas diaspora yang berada di luar negeri.

Dalam setahun terakhir produk batiknya mulai dipesan oleh komunitas diaspora di beberapa negara. Batik itu dikenalkan dan dijual kepada masyarakat di negara tersebut. Antara lain ke Jepang, Rusia, Afrika, Amerika dan Australia.

"Komunitas diaspora ini tidak hanya mengoleksi atau menjual batik khas Tegal namun juga mengenalkan batik tersebut ke masyarakat setempat. Termasuk cerita dibalik batik itu. Mulai dari proses pembuatan hingga makna dalam setiap motif batik," kata dia.

Ia mengatakan kuantitas pesanan belum besar. Ini terkendala dari sisi pengerjaan dan biaya kirim. Sebab untuk pengerjaan satu kain batik yang halus membutuhkan waktu lama. Sebab batik halus pengerjaanya sangat detail.

Saat ini dirinya terus menjalin komunikasi dengan berbagai komunitas diaspora di luar negeri. Kedepan harapannya bisa melakukan pameran batik Tegal di luar negeri sekaligus meluncurkan buku tentang batik Tegalan.

Saat ini selain memproduksi batik sendiri dia juga menjalin kemitraan dengan puluhan perajin batik di wilayah Tegal. (eko budiutomo).

Sumber: Satelit Post






comments powered by Disqus