Tradisi Rabu Pungkasan

  5506 kali  

Tradisi Rabu Pungkasan, TegalRabu Pungkasan/ Rebo Wekasan/ Rebo Pungkasan merupakan event tahunan yang dilaksanakan pada hari rabu terakhir di bulan Safar. Yang konon kata orang-orang jaman dahulu merupakan bulan kesialan. Namun bagi kami semua bulan adalah baik. Betul? Bagi yang sudah familiar dengan acara ini mungkin merupakan event biasa, namun siapa sangka di balik event ini ada banyak hal menarik yang bisa kita gali. Apa saja? Yuk simak tulisan kami.

Ada beberapa titik perayaan Rabu Pungkasan ini, pertama di Surdadi dan yang kedua ini di Lebaksiu. Untuk yang di daerah Suradadi, acaranya adalah pengajian, sedangkan untuk event pasar kagetnya ada di Lebaksiu. Dahulu, Rabu Pungkasan di Lebaksiu, tepatnya di Lebaksiu Lor diidentikan dengan ajang "ngalap jodoh". Biasanya untuk "ngalap jodoh", beberapa warga pendatang melakukan do’a di makam yang ada dipuncak Bukit Sitanjung sebelah selatan kemudian ritual terakhir adalah mandi besar di Sungai Gung. Itu dulu, namun pada sekitar tahun 1990-an lebih banyak pengunjung yang berwisata dan berbelanja.

Acara ini terbilang sederhana, namun mempunyai magnet yang luar biasa. Terlebih jika melewati jalan raya Lebaksiu di atas jam 10 pagi hingga jam 2 siang, arusnya padat karena banyaknya pengunjung yang berdatangan. Tak ayal lagi, banyak rumah warga yang dijadikan lahan parkir dadakan.

Jika dirunut dari dekat Tikungan Patung GBN Lebaksiu, kita bisa menjumpai aneka kuliner seperti mie ayam, martabak, tahu aci, tahu upil, dan kuliner-kuliner ringan lainnya, lebih ke dalam lagi mulai banyak yang berjualan pakaian, alat rumah tangga, mainan anak dan permainan-permainan ketangkasan di sepanjang jalan beraspal hotmix ini. Di jalan dekat sungai, mulai banyak kuliner khas pegunungan, yaitu manisan pepaya yang berwara warni. Warnanya merah, kuning, dan hijau, persis seperti lampu lalu lintas yah :D tidak lupa, ada juga manisan buah ceremai yang rasanya asem-asem manis, kedua kuliner yang merupakan "jajanan kuna" ini hampir selalu berdampingan. Jika pada hari biasa, bisa kita temukan di daerah Guci salah satunya.

Untuk dapat masuk ke areal utama event ini, pengunjung diwajibkan membayar tiket masuk sekitar Rp. 2.000/ orang. Namun jika kita datang siang hari sekitar jam 2 siang, biasanya pengunjung akan digratiskan. Sebenarnya apa saja yang membuat ramai di Rabu Pungkasan selain para pedangang? Biasanya ada hiburan seperti dangdut atau komidi putar, ada juga yang ingin naik ke bukit adapula yang berziarah. Jadi bisa dibayangkan dari Patung GBN hingga Jembatan Sunglon penuh sesak dengan lautan manusia yang rata-rata merupakan pendatang. Sedangkan penduduk sekitar lebih suka datang ketika sore hari.

Itu adalah salah satu tradisi yang ada di kabupaten Tegal yang berkenaan dengan Rebo Wekasan. Melihat antusiasme para pengunjung, masyarakat Tegal seakan selalu menanti event ini. Bagaimana? Apakah Anda merasa penasaran? Silahkan datang ke Tegal setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dan Anda akan merasakan betapa uniknya tradisi ini.






comments powered by Disqus