Kampung Wisata Industri di Kabupaten Tegal
5653 kaliKAMPUNG WISATA INDUSTRI
Oleh : Amin Thoyib Musthofa*
Kampung wisata yang berlatar belakang pada sentra kerajinan saat ini terus digalakkan. Melalui pengembangan konsep kampung wisata industri akan lebih mengangkat produk industri yang dihasilkan. Apabila produk tersebut telah dikenal oleh masyarakat luas, secara otomatis daerah penghasil produk tertentu ikut terangkat pula.
Konsep wisata kampung industri itu juga akan mampu menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), baik dari sektor pembuatan barang maupun pariwisata. Kegiatan ini juga dapat mendukung salah satu program Pemerintah provinsi Jawa Tengah yang tengah gencar menggalakkan Visit Jawa Tengah 2013.
Kabupaten Tegal memiliki banyak obyek wisata yang telah dikenal luas. Beberapa obyek wisata tersebut adalah pemandian air panas Guci, Pantai Purwahamba Indah, dan Waduk Cacaban. Selain itu, Kabupaten Tegal memiliki potensi wisata yang masih dapat digali dan dikembangkan dengan konsep kampung wisata. Konsep tersebut merupakan perpaduan antara wisata dengan industri yang terintegrasi.
Di Kabupaten Tegal banyak daerah yang dapat dikembangkan sebagai kampung wisata industri. Salah satunya adalah Desa Lawatan yang merupakan sentra shuttlecock terbesar di Kabupaten Tegal. Produk shuttlecock yang dihasilkan telah tersebar luas dengan berbagai tingkatan kualitas. Dengan potensi yang dimiliki desa tersebut, pengelolaan dan pengembangan sentra tersebut masih dapat dimaksimalkan.
Dengan kondisi sekarang ini, Desa Lawatan bisa dikembangkan menjadi salah satu kampung wisata industri yang berbasis pembuatan shuttlecock. Jumlah perusahaan besar yang memproduksi shuttlecock ada sekitar 15 unit, untuk tingkat menengah ada sekitar 50 unit, sedangkan untuk kelas kecil mencapai 60 unit. Untuk perajin besar rata-rata jumlah produksi shuttlecock per bulan mencapai 8.000 slop. Kelas menengah rata-rata mampu memproduksi 2.000 slop per bulan, sedangkan untuk pengusaha kecil rata-rata memproduksi 500 slop per bulan.
Desa Lawatan selama ini secara alami tumbuh menjadi sentra pembuatan kerajinan tangan shuttlecock. Apabila potensi besar yang ada dikelola dengan baik, otomatis desa tersebut akan lebih maju lagi. Produk hasil kerajinan tangan khas Lawatan tersebut telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia.
Daerah lain yang dapat dikembangkan sebagai kampung wisata industri adalah Desa Pasangan di kecamatan Talang dan Desa Sindang di Kecamatan Dukuhwaru. Kedua desa tersebut merupakan sentra batik tegalan yang cukup pesat perkembangannya. Di Desa Pasangan terdapat sekitar 40 unit usaha pembuatan batik tegalan dan di Desa Sindang terdapat sekitar 30 unit usaha.
Batik tegalan tergolong dalam jenis batik pesisir karena ragam hiasnya naturalis, tidak ada aturan atau batasan mengikat seperti halnya batik Yogya dan Solo. Pada umumnya pemberian nama pada corak batik tegalan berasal dari nama benda yang ada di lingkungan sekitar dan telah akrab dengan kehidupan sehari-hari.
Corak batik terdiri dari ragam hias sebagai ornamen utama corak secara keseluruhan dan ragam hias tambahan sebagai ornamen pelengkap. Corak batik tegalan menyajikan bentuk yang berorientasi pada flora dan fauna sebagai ragam hias utamanya seperti berbagai jenis tanaman berupa daun, bunga, buah dan binatang.
Beberapa motif batik tegalan yang telah dikenal masyarakat adalah motif Watu Pecah, Gribigan, Galaran, Blarakan, Kembang Sawo, Beras Mawur, Ambringan, Kembang pacar, Krokotan, Sawut Rembet, Jae Sarimpang, Kawung, Kawung Jenggot, Kawung Beton, Sidamukti, Sidamukti Kuku Macan, Sidamukti Ukel, Sidamukti Grandil, Sidamukti Putihan, dan Sidamukti Rantai.
Pemerintah Kabupaten Tegal juga sangat peduli dengan kelestarian batik tegalan. Salah satu upaya pelestarian batik tegalan adalah dengan diadakanya lomba desain batik tegalan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Lomba tersebut mengambil tema poci dan daun teh, mengingat kedua jenis barang tersebut merupakan salah satu identitas Kabupaten Tegal. Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Tegal melalui Disperindag terus berupaya mengembangkan dan mengenalkan batik tegalan melalui berbagai kegiatan pameran baik tingkat regional maupun nasional.
Dijadikannya Desa Pasangan dan Desa Sindang sebagai kampung wisata industri dapat diintegrasikan dengan jenis wisata yang lain. Desa Pasangan sebagai kampung wisata batik diintegrasikan dengan Desa Bengle sebagai wisata budaya, dengan adanya museum wayang milik dalang Ki Enthus Susmono. Sedangkan Desa Sindang sebagai kampung wisata batik diintegrasikan dengan dengan wisata religi Desa Kalisoka dimana terdapat makam Pangeran Purbaya, pendiri Kabupaten Tegal 400 tahun yang lalu.
*Amin Thoyib Musthofa, ST merupakan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dari Disperindag Kabupaten Tegal. Alumnus Teknik Mesin Fakultas Teknik Undip.
Sumber: Disperindag Kabupaten Tegal
comments powered by Disqus