Cacaban, Jejak Soekarno di Kabupaten Tegal
4162 kaliSEBAGAI objek wisata, waduk Cacaban di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, boleh kalah pamor dari pemandian air panas Guci maupun pantai Purwahamba Indah.
Pengunjungnya juga relatif lebih sedikit jika dibandingkan tempat-tempat wisata lain di daerah penghasil teh tersebut. Namun demikian, waduk Cacaban menyimpan sejarah yang perlu diketahui oleh masyarakat Kabupaten Tegal. Waduk yang mempunyai daya tampung air hampir 50 juta meter kubik tersebut merupakan jejak peninggalan Presiden RI pertama, Ir Soekarno.
Waduk cacaban mulai digagas sejak tahun 1914 dan dibuat perencanaan detailnya pada 1930 oleh pemerintah kolonial Belanda. Pembangunan fisiknya dimulai pada tahun 1952 di mana peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Ir Soekarno pada 16 September 1952, dan pembangunannya selesai pada 1958.
“Jadi, Waduk Cacaban merupakan waduk pertama yang dibangun setelah Indonesia merdeka,” jelas Kepala Balai Pelestarian Sumber Daya Alam (BPSDA) Pemali Comal, Eko Yunianto. Selain menyimpan sejarah, keberadaan waduk Cacaban juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Meski jumlah pengunjungnya semakin menurun, air waduk selama ini menjadi sumber utama irigasi pertanian di lebih dari 7.000 hektare lahan. “BPSDAakan terus mengoptimalkan fungsi waduk sebagai sumber irigasi pertanian para petani,” lanjut Eko.
Lahan Rebutan
Selama ini, karena manfaatnya bisa dirasakan masyarakat luas, waduk yang terletak sekitar 9 kilometer dari pusat Kota Slawi itu, memang menjadi “lahan rebutan” banyak instansi. Selain irigasi, juga ada wahana wisata yang dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Selain itu, keberadaan air tawarnya juga dimanfaatkan untuk perikanan tangkap yang menjadi kewenangan Dinas Kelautan dan Perikanan.
“Karena memberikan manfaat yang begitu banyak bagi masyarakat, dalam waktu dekat akan digelar sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur warga kepada Sang Pencipta,” ujar Dartum, salah satu tokoh masyarakat.
Waduk Cacaban terletak di tiga wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Kedungbanteng meliputi sebagian Desa Penujah, Karanganyar, Tonggara dan Karangmalang, Kecamatan Jatinegara meliputi sebagian Desa Jatinegara, Dukuhbangsa, Lebakwangi, Capar, Padasari dan Wotgalih dan Kecamatan Pangkah meliputi sebagian Desa Dermasuci. (M Firdaus Ghozali-49).
Sumber: Suara Merdeka
comments powered by Disqus